Sebagai daerah yang memiliki kesamaan terhadap kerentanan terhadap bencana gempa dan tsunami. Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Jepang dalam hal ini di wakili oleh Konsulat Jepang Aoki Takashi peringati sembilan tahun tsunami Tohoku Jepang di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Rabu (11/3/2020).
Tsunami Jepang terjadi pada 11 Maret 2011 silam, setelah diguncang gempa berkekuatan 9,0 Skala Richter.Dalam sambutannya, Istri Plt Gubernur Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, peringatan sembilan tahun tsunami Jepang adalah sebuah peringatan dan pelajaran bagi masyarakat Aceh yang juga pernah megalami bencana yang sama. Secara letak geografis Aceh dan Jepang sangat rentan terhadap bencana baik itu gempa maupun tsunami.Maka itu, kegiatan peringatan tsunami tersebut sangat bagus dilakukan tiap tahunnya bukan hanya untuk mengenang para korban melainkan juga sebagai pengingat akan efek yang ditimbulkan oleh terjangan bencana yang maha dahsyat tersebut.
Dalam peringatan yang mengusung tema “Local Wisdom Legacy For Future Generation (Kearifan Lokal Warisan Untuk Generasi Penerus)”.Semangat dan pemahaman kebencanaan sangatlah penting untuk ditanamkan pada generasi muda saat ini, agar tidak melupakan tragedi yang menelan hampir setengah masyarakat Aceh tersebut.Secara historis gempa dan tsunami Aceh bukanlah sebuah tragedi yang pertama kalinya terjadi melainkan sebuah fenomena yang telah terjadi berulang kali. Berdasarkan fakta tersebut, sudah sepatutnya jiwa kesiapsiagaan terhadap bencana harus terus digalakkan dan terus diwarisi kepada generasi muda.
Sementara itu, Aoki Takashi Konsulat Jepang Perwakilan Medan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah memberikan simpatik dan semangatnya dalam rangka peringatan sembilan tahun tsunami Tohoku Jepang.Selain itu, ia juga mengaku kagum dengan semangat dan tekat masyarakat Aceh yang berhasil berjuang dan bangkit kembali dari keterpurukan setelah mengalami bencana serupa pada tahun 2004 silam.