Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ikut memperingati delapan tahun tsunami Jepang di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh. Peringatan ini diramaikan puluhan mahasiswa dan pelajar yang memakai pakaian tradisional Jepang, Kimono. Perayaan dihadiri Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Mr. Takeshi Ishi. “
Museum Tsunami selalu terbuka untuk aktivitas anak muda termasuk peringatan hari ini, dan kita akan selalu mengedepankan kerja sama dalam hal pembelajaran dimana pun bencana itu terjadi karena semua orang berhak mendapatkatn edukasi untuk kesiapsiagaan bencana,” jelas Hafni.
“Aceh dan Jepang memilik memori yang sama terhadap bencana tsunami. Adanya kegiatan peringatan ini menjadi bagian dari saling mengingat dan berbagi pengalaman bencana dan pascabencana sebagai bentuk pesahabatan dua negara,” ujar Jamal dihadapan undangan yang hadir termasuk Konsulat Jenderal Jepang di Medan Mr. Takeshi Ishi.
Museum Tsunami Aceh bukan sebatas museum sejarah alam dan juga museum seperti umumnya. Museum yang dirancang untuk mengenang tsunami Aceh, menjadi tempat bagi riset, dan membangun komunikasi untuk edukasi bencana.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin yang juga hadir dalam peringatan tsunami Jepang ini juga memberikan apresiasi atas berhasilnya diselenggarakan acara peringatan tsunami tersebut di Aceh.
Jamaluddin juga mengucapkan terima kasih atas komunitas-komunitas Aceh dan Jepang yang telah membangun dan membina hubungan baik dengan sesama. “Saya mewakili masyarakat Aceh, berharap dan berdoa agar masyarakat Jepang terus kuat dan kita dapat belajar bersama tanpa batas waktu untuk terus siaga bencana,” Pungkasnya.